cafe bisnis

bisnis online

Kamis, 23 September 2010

JUJUR PADA DIRI SENDIRI

oleh : TBH



Suatu hari di Padepokan Kehidupan, nampak Guru Bijakbestari (GB) sedang bercengkrama dengan para santri.
GB : Anak-anakku, tahukah kalian salah satu cara untuk menjaga dan memperkuat fithrah dalam diri kita?

Santri-santri: Tidak Guru..., apakah itu?

GB: Jujur pada diri sendiri. Iya, dengan jujur pada diri sendiri banyak manfaat yang akan kita peroleh, di antaranya:
• Memperkuat sifat jujur yang merupakan salah satu ciri akhlak mulia.
• Menguatkan suara hati nurani, yang merupakan suara kebenaran dalam diri kita.
• Memperkuat dasar-dasar keyakinan terhadap nilai-nilai kebenaran universal.
• Menguatkan kepekaan terhadap suara-suara dalam batin kita.


S : Guru, bagaimana caranya agar kita bisa jujur pada diri sendiri?

Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian V) - Muhyiiddiin Ibn 'Arabi

Sahabats...

Kali ini melanjutkan bekal-bekal sebelumnya, Syaik Al-Akbar Muhyiddin Ibnu Araby menjelaskan tentang mengendalikan marah dan beberapa perilaku untuk menyempurnakan akhlak kita. Marilah kita renungkan dan usahakan mengamalkannya.

LIMA

Ibnu Arabi-1Jika engkau berharap untuk menemukan al-Haqq, kecintaan Allah, dan Dukungan-Nya, maka tinggalkanlah perilaku negatif, kendalikanlah sifat buruk dan kemarahanmu . Jika engkau tidak mampu untuk tidak marah, setidaknya jangan perlihatkan marahmu; maka Allah akan senang dan betapa setan akan kecewa kepadamu. Engkau pun akan mulai untuk mendidik egomu, menguatkan dan mendekatkanmu kepada Jalanmu. Kemarahan merupakan hasil dan sebuah tanda dari adanya ego yang tidak terkendali, bagaikan seekor hewan buas liar bebas tidak terkurung. Mengeluarkan marah, bagai tali kekang yang engkau buang dari atas kepalamu dan memasukkan banyak keburukan ke dalamnya. Jinakkanlah kepalamu, kau ajarkan bagaimana berpikir dengan benar, untuk taat kepada Allah, sehingga tiada orang lain yang engkau sakiti ataupun dirimu sendiri.

Kamis, 02 September 2010

Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian IV) - Muhyiiddiin Ibn 'Arabi

Sahabat, belajar meniru kepemurahan Allah dengan berbagi rizki anugrah Allah merupakan inti dari wasiat Syaikh Al-Akbar kali ini. Semoga kita mampu mengamalkannya.


EMPAT


Ibnu Arabi-1Belajarlah untuk memberi, baik ketika engkau sedang lapang maupun sempit, sedang bahagia maupun berduka. Berusahalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan. Hal itu akan membuktikan keimananmu kepada Allah. Akan membuktikan bahwa Allah memang telah menetapkan rezeki tiap orang dan penetapan tersebut tidak akan tertukar.